LSM, KAWAN ATAU MUSUH BAGI APARAT DESA
https://www.apdesinews.com/2018/10/lsm-kawan-atau-musuh-bagi-aparat-desa.html
APDESINEW.COM – Kekisruhan yang terjadi beberapa hari
terakhir di beberapa desa di wilayah Kabupaten Blora hingga diduga
mengakibatkan meninggalnya Kepala Desa Kutukan Kecamatan Randublatung terkait
gonjang-ganjing Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Senin
(29/10) kemarin mendapat tanggapan dari perangkat desa terkait kinerja oknum
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang dinilai sangat meresahkan.
“Saya sangat prihatin sekali, Mas. Saya secara
pribadi sangat menyayangkan sekali. Terkadang saya berfikir ingin membuat
tulisan dengan judul LSM, Kawan atau Musuh Bagi Aparat Desa,” kata seorang
perangkat desa yang tidak mau disebutkan namanya.
Menurutnya, tindak meresahkan oknum LSM bukan
cuma di program PTSL. Tetapi apa saja. Bidikannya juga bukan aparat desa.
Melainkan intitusi pendidikan, Rumah Sakit, Puskesmas, UPTD, Dinas, dan
lain-lainnya juga menjadi sasarannya. Apalagi jikalau ada kabar penyelewengan
atau korupsi anggaran.
Dirinya menuturkan, bahwa paska diberlakukannya
Dana Desa (DD) sering kali orang-orang yang mengatasnamakan dari LSM ini-LSM
itu, datang keluar masuk bergantian. Yang awalnya bilang mau monitoring. Tapi
setelah panjang lebar ngobrol ujung-ujungnya pulang minta uang bensin, dan
lain-lain.
“Lha acara ulang tahun organisasi saja kok minta
bantuan iuran dari Kepala Desa. Bahkan saya pernah membentak dua orang anggota
LSM yang ngakunya dari Semarang. Ngomong panjang lebar. Giliran tak sangoni
(beri uang saku) Rp 50 ribuan malah marah-marah,” ungkapnya.
Menurut penuturannya, oknum LSM tersebut kemudian
bilang: “Lurah bar entuk berkatan gede mosok nyangoni mung Rp 50 ribu? (Kepala
Desa habis dapat rejeki besar masak memberi uang saku hanya 50 ribu rupiah?)”.
Lalu oknum LSM tersebut mengancam akan mencari kesalahan Kepala Desa.
“Saya akhirnya ikut marah dong, Mas. Terus saya
jawab, kalau memang mau menginvestigasi tentang penggunaan DD ya harus fair.
Jangan cuma desa kami saja. Semua desa harus diinvestigasi. Saya punya
keyakinan, sebelum Kades saya terkena permasalahan hukum terkait DD, maka akan
banyak Kades lainnya yang terlebih dahulu berurusan dengan masalah hukum,”
tukasnya
Setelah dirinya membentak seperti itu, akhirnya
uang Rp 50 ribu yang diberikannya akhirnya diambil juga. Dalam hati, dirinya
selaku perangkat desa ingin tertawa.
“Jadi, tolonglah LSM itu jangan jadi hantu bagi aparat desa atau jadi singa
lapar yang hendak mau cari mangsa dari aparat desa, atau dalam hal ini para
Kepala Desa yang mungkin secara SDM (Sumber Daya Manusia) kurang pandai
(mengerti) soal hukum,” tandas dia.
Dirinya merasa mungkin para anggota LSM
berfikiran bahwa Kades dan perangkat desanya adalah para pemangku desa yang
bodoh, tidak berpengalaman, sehingga mudah sekali dijadikan sapi perah dengan
cara ditakut-takuti, diancam, dan lain sebagainya.
Dalam penuturannya, dirinya berharap ada sebuah
mediasi antara APDESI (Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia) Kabupaten Blora
dengan para anggota LSM yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Blora
secara lintas sektoral agar permasalahan yang ada di Blora ini bisa segera
terurai dan pemerintahan desa bisa kembali berjalan dengan baik dan lancar.
Menyikapi maraknya lembaga, atau institusi yang
mengatasnamakan fungsi kontrol ini, hal senada juga sempat disampaikan Ketua
Asosiasi Perangkat Desa Indonesia (APDESI) Kabupaten Blora kemarin, Senin
(29/10).
“Kami berharap kepada semua elemen, mari kita
perkuat fungsi pendampingan, dengan masukan, arahan, petunjuk, pelatihan
keilmuan bagi aparatur desa. Bukan hanya sekedar pengawasan yang ujungnya
adalah pelaporan,” ujar Heri Agung melalui sambungan selulernya.
Terpisah, ketika Kepala Kesatuan Bangsa dan
Politik (Kesbangpol) Kabupaten Blora dihubungi oleh wartawan terkait dengan
kondisi saat ini menyampaikan bahwa untuk memajukan Kabupaten Blora perlu
sinergitas dari semua pihak termasuk LSM.
“Mari bekerjasama untuk membangun Blora. Boleh
kita mengkritisi, tapi harus membuat solusi dan jalan keluar, sehingga tidak
berkesan saling menyalahkan satu dengan yang lain. Karena tujuan Pemerintah
Kabupaten dan LSM kan sama, untuk memajukan Kabupaten Blora,” kata Achmad
Nurhidayat, Selasa (30/10) siang.
Terkait dengan masukan pertemuan besar untuk
mengurai fenomena LSM yang ada, dirinya selaku Kepala Kesbangpol Kabupaten
Blora mempersilahkan asal dengan niatan untuk membangun Blora.
“Kami welcome, Mas. Dalam artian kami tidak
masalah, bila ada rencana diskusi atau urun rembug. Asal kita bersama-sama
mengawalinya dengan niatan untuk membangun Blora. Jangan sampai ada yang
mengintimidasi. Artinya kita sudah bekerja semaksimal mungkin. Mungkin saja ada
beberapa belum sesuai dengan harapan masyarakat, mari kita bersinergis untuk
membenahinya bersama-sama,” pungkasnya. (*)
Pernah ditulis di : https://www.kabarblora.com/lsm-jangan-seperti-singa-lapar-yang-cari-mangsa-aparat-desa/