BIODIESEL DI ERA MILENIAL
https://www.apdesinews.com/2018/12/biodiesel-di-era-milenial.html
Mokh
Kandari
Magister
Energi Undip
Sustainable
energi saat ini menjadi salah satu pertimbangan dalam mencapai ketahanan energi
dan ekonomi pada generasi milenial. Kesadaran akan terbatasnya energi fosil
yang terus dieksploitasi sementara demand energi semakin meningkat akan
berdampak pada kondisi makro Indonesia dan dapat menyebabkan multiplier efek. Dari
cnbc Indonesia tercatat rata-rata harian impor BBM Pertamina sampai pada
Agustus 2018 sebesar 393 ribu barrels oil per day (BOPD). Harga
ICP (minyak mentah) rata-rata per bulan 69.36 USD/barel, maka dibutuhkan
anggaran sekitar 882.835.200 USD/bulan. Oleh karena itu anggaran devisa untuk
mengimport BBM menjadi beban pemerintah ditengah melemahnya nilai rupiah terhadap
dollar.
Tindakan
pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 66 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua Atas Perpres No. 61 Tahun 2015 tentang Perhimpunan dan
Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan Permen ESDM No. 41 Tahun 2018
tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) Jenis Biodiesel
dalam Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
(BPDPKS) dan juga Permen ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas
Permen ESDM No. 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga
Bahan Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain merupakan upaya
agar penggunaan biofuel memilik payung hukum dan dapat mempercepat penggunaan bioenergy
sebagai biofuel untuk bahan bakar diesel.
Mengenal
Biofuel – Biodiesel B20
Biodiesel B20 adalah bahan
bakar diesel campuran minyak nabati 20% dan minyak bumi (petroleum diesel) 80%. Secara teknis Biodiesel B20 merupakan
bahan bakar diesel yang ditambahkan Fatty
Acid Methyl Ester (FAME) sebesar 20%.
FAME
atau metil ester ini diproduksi melalui reaksi transesterifikasi antara
trigliserida (penyusun utama minyak nabati) dan methanol dengan bantuan katalis
basa. Reaksi tersebut menghasilkan metil ester dan gliserol. Metil ester inilah
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan biodiesel karena sifat fisik atau
molekulnya mirip dengan petroleum diesel.
Salah
satu sumber minyak nabati atau metil ester ini adalah minyak kelapa sawit (palm
oil) yang banyak dimiliki oleh Indonesia.
Implementasi
Implementasi
program B20 memang berpotensi menghemat devisa impor dan merupakan hal
positif karena dapat membantu memperbaiki defisit neraca pembayaran Indonesia. Tetapi,
di sisi yang lain, kebijakan tersebut juga berpotensi memberikan risiko bisnis
bagi pelaku usaha (Pertamina) yang perlu diantisipasi dan disikapi secara
hati-hati oleh pemerintah. Jika mengacu pada Harga Indeks Pasar (HIP) Bahan
Bakar Nabati (Biofuel), diketahui bahwa harga biodiesel lebih mahal
dibandingkan dengan harga solar konvensional. Jika nilai tukar rupiah diasumsikan
14.500 per dolar AS, maka harga biodiesel menjadi sekitar Rp 1.200 lebih mahal
dibandingkan harga solar konvensional untuk setiap liternya. Oleh karena itu perlunya
sinergitas para pemangku kepentingan menjadi tantangan dalam implementasi
biodiesel. Di sisi akademisi, sampai saat ini sudah banyak melakukan terobosan
dengan mencari substitusi bahan baku biodiesel yang bukan hanya dari sawit. Meskipun
masih dalam skala laboratorium namun nampaknya hal ini menunjukkan harapan yang
positif keberlanjutan biodiesel yang diharapkan tidak hanya B20 namun dapat
ditingkatkan hingga B30 dan seterusnya dengan memperhatikan keekonomiannya.
Mokh
Kandari
Magister
Energi Undip