Ngadenan Calon Incumbent Kades Cabak Siap Lanjutkan Pembangunan

APDESINEWS.COM - Ngadenan Calon Kepala Desa Cabaak, Kecamatan Jiken Kabupaten Blora yang akan ikut bersaing dan berkompetisi dalam pemilihan kepala desa secara serentak yang akan berlangsung pada 4 Agustus 2019 mendatang.

Ia maju lagi dalam Pilkades ini bermodalkan kepercayaan masyarakat desa Cabak dengan kinerjanya berdedikasi tinggi sosial pengabdianya, kemasyarakat desa kemudi yang telah ditunjukanya selama 2 (dua), periode (2007-2014) dan periode (2014-2019) menjabat sebagai Kepala Desa Cabak.

Saat awak media berkunjung di kantornya beberapa waktu lalu, dirinya ikut lagi dalam kompetisi Pilkades ini semua bukan hanya nafsu, tapi semata mata ibadah dan bukan berarti tidak memberikan peluang bagi para putra putra terbaik desa Cabak.

“Saya maju lagi ini adalah merupakan cinta bakti saya terhadap desa Cabak dan ingin membuat desa Cabak lebih maju lagi. Ini semua telah terbukti selama 6 tahun yang lalu saya diberikan amanah oleh masyarakat dan saya dapat buktikan dengan banyaknya perubahan mulai infrastruktur dan Sumber Daya Manusia dari sebelumnya,” kata Ngadenan.

“Oleh karena itu saya komitmen akan melanjutkan pembangunan/Renovasi jalan jalan utama penghubung antar Dusun, yang menjadi tanggung jawab pemerintah desa. Terutama saya akan melanjutkan pembangunan infrastruktur jalan” ujarnya.

Menurut Ngadenan menjadi kepala desa ataupun seorang pemimpin bukan hanya memberikan janji tapi dapat memberi bukti setiap program yang menjadi prioritas. “Oleh karena itu apa bila saya diberikan kepercayaan dan mengemban amanah dengan tulus demi kemakmuran masyarakat desa dooro, dalam Pilkades tahun ini.

“Saya akan membuat Desa Cabak akan lebih baik dan memperbaiki setiap sudut kekurangan yang ada di Desa dan bersama-sama untuk memajukan Desa Cabak yang kita Cintai,” terang calon Kepala Desa Incumbent.

Ngadenan, sosok kepala desa yang ramah, sopan dan sederhana serta kepeduliannya yang sangat tinggi kepada masyarakat desa Cabak. Meskipun bermodalkan niat ibadah yang tulus dan kepercayaan yang di berikan oleh masyarakat, dirinya siap kembali maju lagi dan siap untuk membawa Desa Kemudi kedepan dengan motto “Tanggap, Tangguh dan Tangkas Menuju Desa Cabak yang Sejahtera,” jelasnya.

*Terbebas Dari Kesulitan Air Bersih*
Menurut Ngadenan, menjadi kepala desa di jaman now ini, tidak cukup hanya dengan memenangi pemilihan saja, melainkan harus punya visi yang jelas mengenai pembanguan ekonomi desanya. Kepala Desa saat ini bahkan memiliki peran yang sangat menentukan kesejahteraan warga desa.

Desa Cabak menunjukkan keseriusannya dalam semaksimal mungkin potensi yang dimiliki desa tersebut. Salah satu inovasi Desa Cabak adalah pengelolaan air bersih yang dikelola oleh karang taruna.

Ngadenan mengatakan bahwa Progam penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) di desanya menyuplai air bersih kepada 160 rumah warga desa.

“Pamsimas merupakan program pemerintah yang sangat baik untuk sumber air minum, dan bisa menjadi sumber penghasilan masyarakat setempat. Sebab, Pamsimas ini mampu mengaliri air bersih langsung ke rumah-rumah penduduk,” katanya.

Ngadenan menyatakan, Sumber air diperoleh dari sumur yang ada dihutan. Tinggal bangunan tandon berkapasitas 12.000 liter. “Saluran pipa ke permukiman juga proses. Saat ini, secara bertahap air sudah alirkan kepada 160 rumah warga desa,” jelasnya.

Dikemukakan bahwa Pamsimas bisa dikatakan sebagai miniatur PDAM, karena masyarakat desa dapat berlangganan dengan membeli air siap konsumsi dengan hitungan kubikasi penggunaan air. Kalau ada keuntungan, setelah dikurangi biaya produksi dan biaya perawatan, itu menjadi penghasilan masyarakat desa.

Suami Endang Pudjiatik menyampaikan bahwa pamsimas telah dikelola karang taruna. Tujuannya, warga dapat mengorganisasi, merencanakan, mengelola, dan menjaga keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi yang aman. “Rencana ke depan akan diatur ke perdes (peraturan desa),” tuturnya.

Ngadenen berharap air bersih dapat membantu masyarakat dan institusi lokal untuk mencegah potensi penyakit lantaran sanitasi buruk atau kualitas air tidak bersih.(Ely)