Upayakan Penurunan Angka Stunting , Kemkominfo Sosialisasikan Manfaat Bantuan Sosial Kepada KPM BPNT/PKH
https://www.apdesinews.com/2019/09/upayakan-penurunan-angka-stunting-warga.html
APDESINEWS.COM-
Dalam kewenangannya sebagai Koordinator Kampanye Nasional dalam Strategi
Nasional Percepatan
Pencegahan Anak Kerdil (Stunting)
periode 2018-2024 dan sesuai tugas dan fungsinya
sebagai Government Public Relations (GPR)
atau Humas Pemerintah, Kementerian Komunikasi
dan Informatika cq Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik menyelenggarakan Forum
Dialog Bantuan Sosial (BPNT/PKH) dalam Rangka Intervensi Percepatan Penurunan Prevalensi
Stunting.
Melalui
kegiatan ini, Kemkominfo berharap untuk dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) akan pentingnya pemanfaatan bantuan sosial dalam
konteks perbaikan gizi dan pemantauan tumbuh kembang anak mulai dari janin
hingga balita
untuk pencegahan stunting.
Pemanfaatan
bantuan sosial yang dimaksud dalam konteks perbaikan gizi adalah pemanfaatan produk
Bantuan Pangan Non Tunai berupa telur. Telur merupakan sumber protein hewani
yang perlu
dikonsumsi ibu hamil, bayi, dan balita agar terhindar dari defisiensi kalori
dan protein yang dapat
menyebabkan stunting.
Selain
asupan gizi, pemantauan tumbuh kembang anak melalui pemanfaatan berbagai
fasilitas layanan
kesehatan (faskes) juga perlu dilakukan secara rutin. Untuk itu Pemerintah,
melalui Program Keluarga Harapan (PKH), menjadikan ini sebagai salah satu
syarat bagi KPM PKH untuk mendapat bantuan sosial Program Keluarga Harapan
(PKH). Ibu hamil dari Keluarga Penerima Manfaat diwajibkan untuk memeriksakan
kehamilan di faskes sebanyak minimal empat kali selama masa kehamilan,
melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan, serta pemeriksaan kesehatan ibu
nifas empat kali selama 42 hari setelah melahirkan (Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 39 Tahun 2016).
Menurut
data Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat 2014 milik Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Kabupaten Blora yang merupakan salah satu
dari 160 Kabupaten/Kota Prioritas Penanganan Stunting, memiliki angka
prevalensi stunting mencapai
55,06% dengan jumlah balita yang terkena stunting
sebanyak 35.861 jiwa. Hal ini pula yang melatarbelakangi
Kemkominfo untuk menyelenggarakan forum dialog di Kabupaten Blora.
Mengingat
sifat stunting yang
tidak dapat disembuhkan (irreversible),
penting bagi masyarakat
untuk
memahami urgensi dari kampanye pencegahan stunting.
Selain
di Kabupaten Kab. Blora, Jawa Tengah, kegiatan serupa juga diadakan di 13
lokasi lainnya, yaitu Kab. Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah; Kab. Natuna,
Kepulauan Riau; Kab.Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur; Kab. Ketapang,
Kalimantan Barat; Kab. Keerom, Papua; Kab. Manokwari, Papua Barat; Kab.
Kerinci, Jambi; Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara; Kab.
Sintang, Kalimantan Barat; Kab. Pasaman Barat, Sumatera Barat; Kab. Lamongan,
Jawa
Timur;
Kab. Cilacap, Jawa Tengah; dan Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat.
Acara
ini turut dihadiri oleh Koordinator Wilayah PKH Jawa Tengah 3, Setiawan
Kosasih; Ketua PERSAGI
Kab. Blora, Dicky Nurwahyu Febrianto; perwakilan Graduasi Mandiri KPM Blora;
dan Direktur
Informasi dan Komunkasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Wiryanta.(TIM)