Disporabudpar Blora Genjot Potensi Wisata Berbasis Masyarakat
https://www.apdesinews.com/2020/03/disporabudpar-blora-genjot-potensi.html
APDESINEWS.COM- Potensi pariwisata di Kabupaten Blora cukup menjanjikan. Pada 2021, Pemkab Blora melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) memprioritaskan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Blora, Slamet Pamuji mengatakan, pemerintah daerah telah menyiapkan konsep pariwisata 2021 dengan melibatkan masyarakat dengan memberikan pendampingan bagi desa yang ingin mengembangkan destinasi wisata sebagai potensi desa.
“Dengan melakukan pendampingan ini, diharapkan untuk mengembangkan destinasi wisata potensi desa dan tata kelola peningkatan Desa Wisata,” kata Slamet Pamuji saat ditemui media ini di kantornya, Kamis, (05/03/2020) sore.
Disporabudpar Blora yang akrab di panggil Mumuk ini berharap, pendamping bagi para pengelola Desa Wisata juga memberi masukan dalam membuat rencana pengelolaan Desa Wisata yang layak disuguhkan dan berstandart serta perencanaan pengembangan Desa Wisata lainnya yang dimungkinkan bisa digali.
“Dengan perencanaan yang matang seperti merencanakan produk wisata atau standarisasi rencana yang akan di kelola dan penunjang lain. Targetnya kedepan para wisatawan banyak yang berkunjung ke destinasi wisata yang di kelola di Desa Wisata,” ujarnya.
Model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat ini untuk membangun peran aktif keterlibatan masyarakat dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) termasuk di dalamnya melibatkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Menurutnya, banyak sekali peran BUMDes yang dapat membantu pengembangan Desa Wisata oleh karena itu pemerintah mendorong desa membentuk BUMDes terutama yang memiliki potensi sebagai tempat wisata.
“Adanya BUMDes dimasing-masing Desa memudahkan warga untuk mengembangkan potensi desa. Termasuk destinasi wisata Semua tergantung dari Desa tersebut yang mau diangkat apa terkait wisatanya,” terang Mumuk.
Jika wisata desa dikelola oleh BUMDes, lanjut Mumuk, maka BUMDes menjadi sektor penggerak industri baru dan mempercepat perbaikan ekonomi rakyat. BUMDes ikut mengelola dana dari pemerintah maupun dari pemerintah daerah menjadi lebih bermanfaat untuk ekonomi dan pelayanan dasar.
Lebih lanjut, Mumuk mencontohkan, Desa Bleberan di Gunungkidul yang telah mendirikan BUMDes untuk mengembangkan desa wisata, yaitu air terjun Sri Gethuk, situs purbakala Mataram, dan pemancingan ikan. Air terjun disana paling sering dikunjungi dan bisa dibilang paling terkenal di Jogjakarta. Desa wisata yang dikembangkan oleh BUMDes Bleberan sejak tahun 2012 mampu meraup omzet sekitar Rp 1.2 milyar per tahun.
“Dari omzet tersebut, BUMDes memperoleh pendapatan bersih sekitar 361 juta, dimana 20 persen dikontribusikan sebagai PADes Desa Bleberan yang dimanfaatkan lebih luas untuk pembangunan desa dan pelayanan masyarakat,” pungkas Mumuk.(Ely)