4 Desa Di Kecamatan Kedungtuban Mendapat Bantuan BSPS
Achlif saat memberi pengarahan |
Apdesinews.com BLORA - Sebanyak 50 warga yang berada di empat desa di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora bantuan bedah rumah dan prioritas Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) 2022. Empat desa tersebut diantaranya, desa Sidorejo, desa Kemantren, desa Ketuwan dan desa Jimbung.
"Program BSPS pada dasarnya merupakan stimulan yang diberikan pemerintah melalui Kementerian PUPR kepada masyarakat berpenghasilan rumah rendah yang rumahnya tidak layak huni," kata anggota DPRD Kabupaten Blora, Achlif Nugroho Widi Utomo kepada media ini seusai menggelar kegiatan sosialisasi program BSPS di 4 desa di Kecamatan Kedungtuban, Selasa, (05/04/2022).
Politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu menegaskan, dengan program yang dianggarkan oleh pemerintah 20 juta dibagi dengan pembelian material Rp. 17,5 juta dan sisanya untuk upah tukang itu tidak ada potongan sepeserpun dan tidak boleh di bisniskan.
"Kalau ada potongan laporkan kepada pihak yang berwenang. angggaran itu diberikan untuk bahan material, saya tegaskan tidak lagi mau mendengar pungut memungut biaya lainnya, kalau kualitas dari bangunannya jika kurang bagus silahkan kembalikan,” tegas anggota Komisi D DPRD Blora tersebut.
Dengan dana BSPS ini, terang Achlif mereka diharapkan berswadaya membangun rumahnya menjadi lebih layak huni.
Achlif menjelaskan, ada beberapa kriteria bagi warga yang hendak mengambil bantuan rumah swadaya ini. Beberapa kriteria penerima BSPS antara lain, Warga Negara Indonesia (WNI) sudah berkeluarga, memiliki tanah yang ditandai dengan bukti kepemilikan tanah yang sah, tinggal di rumah satu-satunya dalam kondisi tidak layak huni atau belum memiliki rumah.
Selanjutnya, belum pernah mendapatkan BSPS atau bantuan sejenis dalam 10 tahun terakhir, memiliki penghasilan maksimum sesuai UMP/UMK. Serta bersedia melaksanakan dengan berswadaya, berkelompok, dan tanggung renteng untuk menyelesaikan pembangunan rumah.
Dalam menjalankan program ini, masing-masing desa akan didampingi 2 orang yang menjadi tenaga fasilitator yang akan memfasilitasi, salah satunya komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Blora.
"Dalam menjalankan program ini, ada 2 orang tenaga fasilitator. Mereka terbagi sebagai tenaga fasilitator teknik, dan tenaga fasilitator pemberdayaan," pungkas Achlif. ***