Door to Door Cara Kampanye Ala Gus Faisol

Apdesinews.com BLORA - Kontestasi pemilu legislatif (Pileg) 2024 sudah mulai terasa. Berbagai cara dilakukan calon legislatif (caleg) untuk mendapatkan simpati masyarakat.

Seperti halnya mulai memasang baliho berukuran besar. Namun berbeda dengan yang dilakukan caleg satu ini.

Muhammad Ahmad Faishol merupakan Caleg DPR RI dari PPP dengan nomor urut 9 untuk Dapil Jateng III.

Ia lebih memilih berkampanye menggunakan program kerja politik.

Door to door ke masyarakat. Ia pun tak main-main dalam menyusun program dan kerja-kerja politik menyongsong Pileg 2024.

Kepada awak media, pria yang akrab disapa Gus Faishol ini mengungkapkan konsep program kerjanya disesuaikan dengan singkatan partai.

Yakni PPP, yang memiliki kepanjangan Populist Problem Programmatic. 

“Dengan berbasis data, tim kami mencoba menyisir problem yang populis  dan  riil terjadi di masyarakat. Data itu kita peroleh dari BPS, laporan Bappeda serta serapan aspirasi dari link PATROLI 17," papar Gus Faishol, Minggu (16/07/2023).

Selanjutnya diuraikan bahwa berdasarkan data tersebut, disusunlah berbagai program kerja sebagai solusinya.

Dicontohkan salah satu problem riil yang berbasis data misalnya adalah 40 perswn lebih tenaga kerja terserap dalam pertanian. 


Tetapi sumbangan pertanian terhadap PDRB hanya sekitar 22 persen. 


Artinya secara makro terdapat problem pada nilai produk pertanian. Solusinya adalah meningkatkan nilai produk pertanian Blora. 

"Dalam pandangan kami, untuk meningkatkan nilai produk pertanian di Blora adalah dengan meningkatkan secara signifikan jumlah komoditas tanaman buah yang bernilai tinggi di Blora," lanjut Caleg DPR RI asal desa Ngadipurwo kecamatan Blora ini.

Politisi milenial yang akrab dipanggil Gus Fais ini selanjutnya menambahkan bahwa dalam jangka sampai 5 tahun jika terpilih nantinya akan menginisiasi gerakan 999 ribu tanaman buah untuk Blora.

"Kenapa tanaman buah? mungkin itu pertanyaannya. Pilihan itu kita ambil karena sebenarnya yang dibutuhkan memang diversifikasi hasil pertanian selain padi dan jagung. Pada dua komoditas itu secara kuantitatif hasilnya sudah bagus. Jadi ruang untuk mningkatkan agak sempit, jika tetap dimaksimalkan tetap kurang signifikan nilainya terhadap PDRB. Jadi komoditas buah itu menurut kami pilihan yang potensial dan strategis, "terangnya.

Gerakan itu, lanjutnya, akan dilaksanakan dengan beragam skema. Misalnya kebun buah mandiri, kebun buah berbasis eco-green, kebun buah kolaborasi bumdes dan kebun buah berorientasi wisata edukasi.

“Tentu saja kami akan memetakan berdasar pertimbangan kecocokan lokasinya dengan jenis tanaman buahnya," pungkasnya.

Posting Komentar

emo-but-icon

Hot in week

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item